Jumat, 18 Mei 2012

Tips Memilih Asuransi Jiwa


Memilih dan membeli sebuah produk asuransi jiwa memang bukan urusan mudah, apalagi bila ini kali pertama anda membeli asuransi jiwa.

Namun sebenarnya anda tidak perlu pusing dan bingung, karena dalam memilih asuransi jiwa yang cocok, anda hanya membutuhkan beberapa tips memilih asuransi jiwa. Saran atau tips memilih asuransi jiwa adalah tips yang berhubungan dengan jenis asuransi jiwa yang bisa anda temukan di kebanyakan perusahaan asuransi jiwa, juga beberapa hal yang harus anda pertimbangkan dalam memilih asuransi jiwa yang cocok untuk anda. Dengan beberapa tips memilih asuransi jiwa, anda tidak akan memilih asuransi jiwa dan perusahaan asuransi yang cocok untuk anda, atau keluarga anda. Selain itu, beberapa tip yang lebih mendetail akan sangat membantu anda dalam mengetahui kebutuhan asuransi jiwa anda.
Ini dia tips memilih asuransi jiwa yang pertama: anda harus mempertimbangkan usia anda, atau anggota keluarga anda yang akan diasuransikan jiwanya. Salah satu alasan mengapa anda membutuhkan beberapa tips memilih asuransi jiwa untuk memilih asuransi jiwa yang tepat adalah karena ada banyak jenis asuransi jiwa yang tersedia. Setidaknya ada tiga jenis asuransi jiwa, yang dibedakan berdasarkan usia yang diasuransikan jiwanya: usia 20 tahunan, Usia 30-40 tahun, dan Usia 50 tahun ke atas. Apabila anda baru lulus atau sedang duduk di bangku kuliah, misalnya, anda disarankan untuk memilih jenis asuransi jiwa yang pertama. Beberapa tips memilih asuransi jiwa juga akan menyebutkan, sebelum anda pensiun, sebaiknya anda membeli produk asuransi jiwa untuk usia 50 tahun ke atas. Akan ada banyak manfaat yang akan anda rasakan dengan membeli produk asuransi sebelum anda pensiun.
Tips memilih asuransi jiwa kedua yang harus anda aplikasikan adalah memilih produk asuransi jiwa yang anda mampu beli; maka dari itu, anda sebaiknya menentukan berapa uang asuransi bulanan yang mampu anda bayar. Beberapa tips memilih asuransi jiwa juga akan menyarankan anda untuk menyisihkan beberapa budget bulanan anda untuk membayar asuransi jiwa anda atau anggota keluarga anda. Maka dari itu 1 yang harus anda aplikasikan adalah mengatur sistem pengeluaran anda, supaya anda tetap bisa memenuhi kebutuhan pokok anda yang lain, selain membayar asuransi jiwa. Berhubungan dengan tips memilih asuransi jiwa berdasarkan kemampuan atau daya beli anda diatas, anda harus menemukan perusahaan asuransi jiwa yang menawarkan berbagai jenis produk dengan harga yang relatif terjangkau.
Faktanya adalah, menemukan dan mendaftar pada perusahaan asuransi yang cocok akan sangat menentukan kualitas dan pelayanan asuransi jiwa yang anda dapatkan. Oleh karenanya, tips memilih asuransi jiwa terpenting adalah: menemukan perusahaan asuransi atau bank terpercaya yang menawarkan asuransi jiwa dengan pilihan yang bervariasi, dan dengan harga yang terjangkau. Apabila anda kesulitan menemukan perusahaan atau bank semacam ini, maka tips memilih asuransi jiwa selanjutnya adalah: mencari referensi pada teman atau saudara anda, yang telah memiliki asuransi jiwa. Namun sebenarnya, anda bisa menemukan perusahaan asuransi terpercaya di mesin pencari internet, dengan memasukkan kata kunci seperti ‘asuransi jiwa terbaik’.

Bersiaplah sebelum senja tiba

Mengapa kita  harus memiliki asuransi?


Perencanaan keuangan,  pernah terpikir tidak kenapa kita harus merencanakan keuangan kita? Mengapa kita harus menabung? Mengapa kita harus investasi? Mengapa kita harus memiliki asuransi? Gaji saya kan sudah besar, kenapa harus takut akan masa depan? Bagaimana mau menabung, kalau pengeluaran keluar tidak berhenti? Saya tidak ada waktu dan uang untuk menabung! Keluarga saya kaya, rumah saya banyak, finansial saya aman-aman saja sehingga saya tidak perlu menabung!

Pertanyaan-pertanyaan di atas apakah pernah tersirat di benak anda? Teman-teman, jika kita mengikuti dan membenarkan peryataan di atas maka kita akan merugikan diri sendiri. Di sini saya akan coba menjelaskan pentingnya perencanaan keuangan dan kenapa kita harus menabung. Saya bukan seorang ahli keuangan, tetapi saya telah mengikuti training soal Financial Planning dari salah satu perusahaan keuangan London dan saya putuskan untuk membantu anda semua dalam perencanaan keuangan anda. Saya akan membantu anda agar anda dapat menabung secara konsisten, mendapatkan investasi, merencanakan dana pensiun, serta memberikan rasa aman terhadap masa depan anda

Rata-rata orang bekerja pada usia 25 dan pensiun ketika usia 55, dimana dalam 30 tahun tersebut setiap orang akan mulai membangun asset. Tujuan finansial setiap individu adalah:

  •     Pendidikan anak yang terjamin
  •     Menikmati masa pensiun
  •     Mempertahankan standar hidup keluarga apabila anda sakit kritis atau meninggal
  •     Mencapai finansial freedom

Saya ambil contoh Pak Ali, Beliau berusia 30 tahun dan tidak merokok. Penghasilan beliau per bulan 7 juta dan Biaya Hidup beliau per bulan sebesar 5 juta per bulan Saya sebutkan Biaya Hidup di sini hanya untuk keperluan sehari-hari ( bayar listrik, bayar air, pendidikan, dan lain-lain) di luar biaya senang-senang dan biaya darurat.

Jika selama hidupnya Pak Ali tidak mengalami musibah, kesehatannya tidak ada masalah, semuanya akan berjalan dengan lancar. Tetapi apakah itu mungkin? Mungkin saja kalau pak Ali tinggal sendirian di dunia ini.

Sekarang mari kita hitung biaya hidup Pak Ali dengan menggunakan nilai inflasi rata-rata 10% di Indonesia, dimana menurut perhitungan setiap 7 tahun biaya hidup akan naik  sekitar 2 kali lipat

    Umur 30, Biaya hidup => Rp.  60.000.000,00 / tahun
    Umur 37, Biaya Hidup => Rp. 120.000.000,00 / tahun
    Umur 44, Biaya Hidup => Rp. 240.000.000,00 / tahun
    Umur 51, Biaya Hidup => Rp. 480.000.000,00 / tahun
    Umur 58, Biaya Hidup => Rp. 960.000.000,00 / tahun

Dapat dibayangkan seberapa besarnya biaya kehidupan pak Ali di usia 58, dimana beliau sudah tua dan memasuki usia pensiun. Teman-teman, dari ilustrasi di atas bisa kita bayangkan betapa pentingnya menabung dan perencanaan keuangan anda. Kalau ada orang, iklan atau artikel yang mengatakan “Cukuplah kamu nabung 4 tahun, terus kamu bisa pensiun enak”, itu boleh dibilang hanya mimpi indah di siang bolong. Jadi teman-teman, menabunglah sebanyak-banyaknya untuk masa depan kita. Semakin cepat anda menabung, semakin baik masa depan anda

Tetapi apakah anda tahu harus menabung berapa? Apakah anda mampu menabung secara konsisten dimana anda tidak boleh mengambil uang yang ditabungkan sampai ada keperluan darurat? Apakah anda tahan terhadap godaan dari tawaran kartu kredit yang dapat membuat anda terjerat hutang ? Apakah bank merupakan instrumen yang tepat untuk menabung?

Ada beberapa faktor yang harus kita perhatikan ketika kita ingin melakukan perencanakan keuangan , tetapi saya hanya akan menjelaskan 2 buah faktor saja

    Inflasi
    Apa sih itu inflasi? Saya juga tidak bisa menjelaskan secara bahasa ekonomi, tetapi sederhananya seperti ini 20 tahun lalu kita masih bisa naik kendaraan umum dengan harga Rp. 50 – Rp. 100 tetapi sekarang tidak bisa, biaya untuk kendaraan umum dimulai dari harga Rp. 1.500 – Rp. 5.000. Jadi dengan kata lain harga barang makin lama semakin mahal, subsidi pemerintah semakin lama akan dicabut, kebutuhan biaya listrik, air juga akan meningkat.Kalau ada orang bilang, “Saya nabung deposito aja, sudah untung karena dapat bunga besar” berarti orang itu menipu diri sendiri. Bunga deposito rata-rata 6% dan sekarang nilai inflasi rata-rata 10%. Apakah orang tersebut untung? Silahkan jawab sendiri

    Kondisi tidak terduga (Sakit / Kecelakaan)
    Hidup manusia tidak ada yang tahu, 1 atau 2 detik kemudian kita tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada kita. Bisa saja dalam 1 hari kemudian kita memenangkan lotere 1 Milyar, tetapi bisa saja dalam 1 hari kemudian kita jatuh sakit kritis (jantung, kanker, stroke) di mana kita harus menjual semua asset kita, hasil tabungan kita untuk membayar biaya pengobatan, hasil investasi bisnis kita. Atau tiba-tiba kita dipanggil oleh di Atas dengan tiba-tiba, bagaimana dengan nasib keluarga kita? Apakah kita mau menjadi beban bagi orang-orang yang kita kasihi? Usaha kita selama ini akan sia-sia dengan tidak meninggalkan apa-apa.

Tips Memilih Perusahaan Asuransi Jiwa


Dalam memilih perusahaan Asuransi Jiwa, salah satunya adalah dengan menilai reputasinya. Reputasi tersebut bisa kita nilai dari tiga hal, yaitu :
  1. Reputasi Pelayanan

  2. Reputasi Keuangan

  3. Reputasi Pemilik dan Manajemen
Reputasi Pelayanan

Cara menilai reputasi pelayanan, salah satu caranya adalah dengan mendatangi sendiri kantor Perusahaan Asuransi tersebut. Atau minimal Anda tahu di mana kantornya berada. Nilailah pelayanan yang diberikan ketika Anda mendatangi perusahaan itu. Dengan mendatangi sendiri perusahan tersebut maka Anda dapat mengetahui kualitas pelayanan seperti apa yang akan Anda temui ketika Anda harus datang sendiri kelak, misalnya, dalam mengurus uang pertanggungan Anda. Ini bisa dilakukan apabila perusahaan Asuransi Jiwa tersebut menganut sistembancassurance. Contoh : Central Asia Raya (CAR) dan lain-lain.
Apabila perusahaan Asuransi Jiwa tersebut menggunakan sistem agency,  pilihlah agen asuransi yang benar-benar memiliki atitutude yang baik, dapat menjelaskan produk dengan sebaik-baiknya demi kepentingan nasabah (bukan kepentingan dirinya, seperti atas dasar demi mendapatkan komisi yang lebih besar), memiliki emosi yang kuat pada saat menjelaskan produk yang dijualnya. Contoh : Central Asia Raya (CAR), dan lain-lain.

Reputasi Keuangan

Menilai Reputasi Keuangan adalah dengan menilai Laporan Keuangan perusahaan tersebut yang bisa Anda minta atau Anda lihat di media cetak maupun di media elektronik. Nilailah seberapa besar kekuatan modal perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Nilai juga seberapa bagusnya arus kas dari perusahaan tersebut. Dalam dunia asuransi, dikenal istilah RBCatau Risk Based Capital. Ini adalah sebuah cara untuk menilai kesehatan perusahaan asuransi Anda.
Pilihlah Perusahaan Asuransi yang memiliki RBC di atas 120 persen. Kalau Anda bingung apa itu RBC, cukup tanyakan saja berapa RBC perusahaan asuransi Anda kepada agen asuransi Anda. Kalau agak lebih sedikit dari 120 persen, artinya lumayan, tapi mesti pikir-pikir lagi. Kurang dari itu, lebih baik cari yang lain. Saran saya, plilihlah perusahaan asuransi yang memiliki RBC jauh di atas 120%.

Reputasi Pemilik dan Manajemen

Perhatikan juga siapa pemilik mayoritas dan siapa pengelola dari Perusahaan Asuransi Anda. Lihat apakah mereka memiliki reputasi yang tercela di masyarakat. Memang, terkadang hal ini mungkin terlihat agak subyektif, tetapi tidak ada salahnya kalau Anda mengenal siapa pemilik dan siapa pengelola perusahaan asuransi Anda. Kalau mereka memiliki reputasi yang tercela, hindari dengan segera.
Tips lainnya, kalau Anda memilih perusahaan Asuransi Jiwa joint venture, Anda dapat melihat bagaimana reputasi dari perusahaan asing tersebut di berbagai negara lain. Agen asuransi Anda biasanya memiliki kumpulan berita tentang bagaimana reputasi perusahaan asing tersebut di sejumlah negara lain.
Dan jika memilih perusahaan Asuransi Jiwa lokal (bukan joint venture), maka pilihlah perusahaan yang memiliki reputasi “tahan banting”, yaitu perusahaan yang cukup tua dan sudah pernah melalui berbagai macam krisis.

Asuransi Terbaik di Indonesia

Banyak yang bertanya apakah asuransi terbaik ? jika ditanya seperti ini paling fair coba kita lihat pakarnya. Faktanya yang terbaik adalah yang sesuai kebutuhan kita. Dan saya ingatkan walaupun satu asuransi dinyatakan asuransi terbaik, jangan sekali – kali menaruh asuransi dalam 1 perusahaan saja. Seperti kata orang bule bilang “Don’t put your money in one bascket”.
Pada umumnya penilaian berdasarkan kriteria asuransi antara lain : RBC, rasio likuiditas, rasio cadangan teknis dengan aktiva lancar, rasio cadangan premi dengan retensi sendiri, perubahan pendapatan premi bruto, rasio premi retensi dendiri dengan modal sendiri, rasio investasi dengan cadangan teknis ditambah utang klaim, rasio beban klaim neto dengan premi neto, rasio beban pendapatan dengan pendapatan dan rasio laba dengan modal sendiri. Ada juga yang menilai dari segi kualitatif seperti pelayanan, after sales, banyak cabang, banyaknya mitra usaha, dll. Dari hasil cari sana – sini, saya sumarikan beberapa peringkat yang dirilis 1-2 tahun belakangan ini.

Majalah Info Bank

Asuransi Jiwa Predikat Bagus
Premi bruto Rp 1 triliun ke atas
1. PT Prudential Life Assurance
2. AXA Mandiri Financial Service
3. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
4. Asuransi Jiwa Sinarmas
5. AIG Life
Premi bruto Rp 200 miliar sampai Rp 1 Triliun
1. Asuransi Cigna
2. Commonwealth Life
3. Asuransi Jiwa Bakrie
4. Asuransi Takaful Keluarga
5. AXA Life Indonesia
6. AXA Financial Indonesia
7. Asuransi Central Asia Raya
8. Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha
9. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
10. Equity Life Indonesia
Premi bruto di bawah Rp 200 miliar
1. UOB Life Sun Assurance
2. Asuransi Jiwa Bumiartha Reksatama
3. Asuransi Jiwa Nusantara
Asuransi umum predikat sangat bagus
Premi bruto di atas Rp 200 miliar
1. Asuransi Tugu Kresna Pratama
2. Asuransi Adira Dinamika
3. Asuransi Jasaraharja Putera
4. Asuransi MSIG Indonesia
5. Asuransi Jaya Proteksi
6. Asuransi Tokio Marine Indonesia
7. Asuransi Tri Pakarta
8. Asuransi Astra Buana
9. Asuransi Central Asia

Premi Bruto Rp 50 miliar sampai Rp 200 miliar

1. Asuransi Sompo Japan Insurance Indonesia
2. Citra International Underwriter
3. Panin Insurance
4. Asuransi Mitra Maparya
5. Asuransi Maipark Indonesia
6. Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia
7. Asuransi Umum Mega
8. Asuransi Purnaartha Nugraha
9. Asuransi Samsung Tugu
10. Asuransi Bringin Sejahtera Arthamakmur
Premi bruto di bawah Rp 50 miliar
1. Asuransi Bhakti Bhayangkara
2. Asuransi Reliance Indonesia
3. Asuransi Dharma Bangsa
4. Arthagraha General Insurance
5. Asuransi Indo Trisaka
6. Asuransi Raya

Lembaga Riset Media Asuransi

Asuransi Jiwa:
1. Modal diatas Rp 250 miliar
PT Asuransi Jiwa Sinarmas
PT AIA Indonesia
PT Allianz Life Indonesia
2. Modal Rp 100 miliar hingga Rp 250 miliar
PT Asuransi Mega Life
PT AXA Mandiri Mandiri Financial Service
PT Asuransi Jiwa CIGNA
3. Modal Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar
PT Bumi Asih Jaya
PT BNI Life Insurance
PT Asuransi Takaful Keluarga
4. Modal kurang dari 50 miliar
PT Multicor Life Indonesia
PT Asuransi Nusantara
PT Heksa Eka Life Insurance
Asuransi Umum:
1. Modal diatas Rp 250 miliar
PT Asuransi Adira Dinamika
PT Asuransi Central Asia
PT Asuransi Sinar Mas
2. Modal Rp 100 miliar hingga Rp 250 miliar
PT Asuransi Jaya Proteksi
PT Asuransi Reliance Indonesia
PT Asuransi Bangun Askrida
3. Modal Rp 50 miliar hingga Rp 100 miliar
PT Asuransi Umum Mega
PT Asuransi Takaful Umum
PT Asuransi Mitra Maparya
4. Modal kurang dari 50 miliar
PT Asuransi Asoka Mas
PT Asuransi Indrapura
PT Asuransi Dharma Wangsa
Reasuransi:
PT Reasuransi Internasional Indonesia
PT Maskapai Reasuransi Indonesia
PT Tugu Reasuransi Indonesia

Majalah Investor

Asuransi Jiwa Terbaik 2008
  • Kriteria Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dengan Asset Lebih dari Rp 7,5 Triliun diraih oleh PT. Prudential Life Insurance.
  • Kriteria Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dengan Asset Lebih dari Rp 5 Triliun diraih oleh PT. Asuransi Jiwa Sinar Mas.
  • Kriteria Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dengan Asset Lebih dari Rp 1,5 Trilin s/d Rp 5 Triliun diraih oleh PT. Asuransi Jiwa Mega Life.
  • Kriteria Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dengan Asset Lebih dari Rp 500 Miliar s/d 1,5 Triliun diraih oleh PT. Asuransi Jiwa Bakrie.
  • Kriteria Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dengan Asset di bawah Rp 500 Miliar diraih oleh PT. Asuransi Jiwa Bumiartha Reksatama dan PT. Asuransi Jiwa Recapital.
Asuransi Umum Terbaik 2008
  • Kriteria Perusahaan Asuransi Umum Terbaik dengan Asset Lebih dari Rp 1 Triliun diraih oleh PT. Auransi Astra Buana.
  • Kriteria Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dengan Asset Lebih dari Rp 200 Miliar Triliun diraih oleh PT. Asuransi Jaya Proteksi.
  • Kriteria Perusahaan Asuransi Jiwa Terbaik dengan Asset Lebih dari Rp 100 Miliar diraih oleh PT. Asuransi Bringin Sejahtera Arta Makmur.
Kategori Reasuransi Terbaik 2008
Kriteria perusahaan Reasuransi Terbaik 2008 diraih oleh PT. Reasuransi Internasional Indonesia.
Special Award:
Perusahaan Asuransi Sosial Terbaik 2008 diraih oleh PT. ASKES (Persero).
Five Consecutive Achievement Awards:
PT. Asuransi Jiwa Bakrie.

Pengertian Asuransi Kesehatan

Dari sekian banyak jasa asuransi yang ada, asuransi jiwa kesehatan merupakan salah satu produk asuransi yang juga banyak  peminatnya  sama seperti asuransi pendidikan untuk keluarga dan anak ataupun asuransi dana pensiun.
Tiap penyedia jasa layanan asuransi pasti mengatakan bahwa asuransi kesehatan produknya adalah yang terbaik dan nomor 1 di Indonesia atau bahkan dunia. tinggal bagaimana kita menyikapi secara cerdas dan teliti mana yang akan kita pilih agar nantinya bermanfaat banyak untuk keluarga pada umumnya dan anak kita.
Sebelum memilih asuransi yang mana yang cocok buat kita alangkah baiknya kita tahu apa sih asuransi kesehatan itu. Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pembiayaan kesehatan yang berjalan berdasarkan konsep risiko. Dalam sistem asuransi kesehatan, risiko sakit secara bersama-sama di tanggung oleh peserta dengan membayar premi yang dikelola penanggung (adanya prinsip gotong-royong).
PRINSIP ASURANSI KESEHATAN
  1. Asuransi Kesehatan merupakan sistem pembiayaan kesehatan yang berjalan berdasarkan konsep risiko.
  2. Mentransfer risiko dari satu individu ke suatu kelompok.
  3. Membagi bersama jumlah kerugian dengan proporsi yang adil oleh seluruh anggota     kelompok melalui penanggung.
UNSUR-UNSUR ASURANSI KESEHATAN
1.  Tertanggung (Pasien).
2.  Penanggung (Perusahaan Asuransi)
3.  Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK).
MACAM-MACAM ASURANSI KESEHATAN
  1. Asuransi Kesehatan Sosial (Social Health Insurance)
  2. Asuransi Kesehatan Komersial (Private Voluntary Health Insurance)
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI KESEHATAN SOSIAL
  • Kepesertaan bersifat wajib.
  • Premi/iuran berdasar prosentasi pendapatan/ gaji.
  • Premi/iuran ditanggung bersama oleh tempat bekerja/perusahaan dan tenaga kerja.
  • Peserta/tenaga kerja dan keluarganya memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan.
  • Peserta/tenaga kerja memperoleh kompensasi selama sakit.
  • Peranan Pemerintah besar.
PRINSIP-PRINSIP ASURANSI KESEHATAN KOMERSIAL
  • Kepesertaan bersifat sukarela.
  • Premi/iuran berdasar angka absolut, sesuai dengan perjanjian/kontrak.
  • Peserta/tenaga kerja dan keluarganya memperoleh santunan biaya pelayanan kesehatan sesuai perjanjian/kontrak (tidak komprehensif).
  • Peranan Pemerintah relatif kecil.
Setelah kita mengetahui tentang apa itu jaminan kesehatan berupa asuransi, baru kita dapat memutuskan yang mana yang akan kita pilih apa asuransi seperti prudential, jiwasraya atau misalkan layanan asuransi kesehatan lainnya.
Dikutif dari tulisan: Dr. Arief Suryono, S.H.,M.H

Kamis, 19 April 2012

Membiasakan Diri Menabung

Oleh: Safir Senduk
"Saya ingin sekali menabung, tetapi sepertinya uang saya habis terus. Selain itu, anak-anak juga minta dibelikan sepatu, dan saya kan juga perlu beli ini, itu...…"

Kata-kata tersebut di atas mungkin akrab di telinga, atau mungkin Anda sendiri mengalaminya: Anda ingin sekali bisa menabung, tetapi dalam prakteknya, hal itu sulit dilakukan. Apakah Anda tergolong orang yang seperti itu? Anda selalu kehabisan uang di akhir bulan sehingga tidak bisa menabung?

Jangan kecil hati. Semua orang hampir pasti mengalaminya. Menabung, atau melakukan investasi secara rutin, seringkali dilakukan untuk berbagai macam tujuan. Dengan menyisihkan uang Anda secara rutin, maka uang yang terkumpul tersebut bisa sangat bermanfaat.

Seseorang yang memiliki penghasilan sebesar Rp 1 juta per bulan, misalnya, setelah setahun hanya memiliki saldo rekening Rp 200 ribu di rekeningnya. Setelah ditanya kenapa jumlah saldo rekeningnya cuma sebesar itu setelah bekerja setahun lamanya, ia mengatakan seringkali penghasilannya habis dipakai dalam sebulan sehingga ia tidak bisa menabung. Padahal, kalau ia mau menabung sebesar Rp 100 ribu saja setiap bulannya, maka pada akhir tahun ia sudah akan memiliki jumlah saldo rekening sebesar Rp 1,2 juta, plus bunganya!

Menabung Dulu, Baru Sisanya Dibelanjakan

Saya akan memberi satu cara buat Anda. Kalau selama ini Anda selalu berbelanja dulu dan tak sempat menabung, kenapa sekarang Anda tidak membalik proses itu? Ketika Anda mendapatkan gaji pada tanggal 25, misalnya, sisihkan dulu sebagian uangnya untuk menabung, baru kemudian sisanya dibelanjakan. Bila itu Anda lakukan secara rutin, maka setelah setahun, Anda sudah akan memiliki simpanan dalam jumlah besar.

Yah, mungkin saja uang yang bisa Anda belanjakan jadi berkurang. Tapi, itulah konsekuensinya: Anda perlu memiliki sejumlah dana sebagai cadangan untuk masa depan!

Sebagai contoh, penghasilan Anda adalah Rp 1 juta per bulan. Tadinya, Anda biasa membelanjakan Rp 1 juta tersebut sampai habis. Sekarang, dengan Anda menabung Rp 100 ribu per bulan di muka, maka total pengeluaran Anda cuma tinggal Rp 900 ribu saja pada bulan yang bersangkutan. Bila merasa itu tidak cukup, maka Anda harus melakukan satu di antara tiga pilihan dibawah ini:

1. Meningkatkan pendapatan Anda
Dalam contoh di atas, pendapatan Rp 1 juta ditingkatkan menjadi Rp 1,1 juta. Dengan Anda tetap menabung Rp 100 ribu, maka pengeluaran Anda bukan lagi Rp 900 ribu, tetapi kembali menjadi Rp 1 juta.

2. Menekan Pengeluaran Anda
Dalam contoh di atas, Anda bersedia untuk menekan pengeluaran Anda yang tadinya Rp 1 juta menjadi Rp 900 ribu.

3. Melakukan Keduanya
Dengan meningkatkan pendapatan dan menekan biaya hidup. Dalam contoh di atas, Anda bisa meningkatkan pendapatan Anda menjadi Rp 1,1 juta, dan menekan pengeluaran Anda menjadi Rp 900 ribu. Dengan demikian, Anda justru memiliki selisih yang lebih besar lagi untuk ditabungkan.

Semua berpulang pada Anda. Yang paling penting, biasakan diri untuk menabung. Apabila Anda mengalami kesulitan untuk menabung karena alasan selalu kehabisan, maka Anda bisa menabung di muka begitu Anda mendapatkan penghasilan. Ingat selalu: Anda perlu dana cadangan untuk masa-masa yang terduga kelak.

Ke mana Menabung?
Ada banyak pilihan yang bisa Anda gunakan sebagai tempat menabung. Salah satu tempat menabung yang paling populer bagi orang Indonesia adalah tabungan di Bank.

Kelebihannya, dana dalam tabungan bisa diambil kapanpun Anda inginkan. Kelemahannya, pada saat ini, umumnya tabungan di Bank hanya memberikan bunga kecil.

Selain itu, Anda mungkin juga bisa menabung dengan membeli emas. Bila Anda menabung sebesar - katakan - Rp 200 ribu per bulan, Anda mungkin bisa membeli emas yang jumlahnya sesuai dengan nilai uang yang Anda tabungkan. Pada saat ini, banyak tersedia koin emas yang bisa dibeli dengan jumlah satu gram saja.

Sebagai alternatif, Anda bisa juga menabung ke dalam bentuk investasi seperti reksa dana. Reksa Dana adalah sebuah bentuk investasi di mana uang yang Anda tabungkan akan dikelola oleh sebuah tim manajer investasi untuk diinvestasikan ke dalam berbagai macam produk investasi. Untuk bisa berinvestasi dalam Reksa Dana, bisa dimulai dengan jumlah persyaratan dana minimal sebesar Rp 100 ribu.

Rabu, 18 April 2012

Rencanakan Keuangan Keluarga Sebelum Terlambat


Uang memang bukan segalanya, namun mengatur uang bisa membuat banyak mimpi tergapai.
Lain dulu, lain sekarang. Dulu menabung mungkin sudah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Saat ini, Anda juga harus bekerja lebih keras agar bisa memenuhi tujuan-tujuan keuangan. Namun tahukah Anda, merencanakan keuangan dan disiplin menjalankannya akan meringankan beban finansial. Anda malah bisa membuat uang “bekerja“ untuk Anda atau mencapai financial freedom . Bagaimana caranya? Ikuti pembicaraan NOVA dengan Tejasari CFP  dari Tatadana Consulting  mengenai pentingnya merencanakan keuangan.

Q: Kenapa kita harus merencanakan keuangan?
A: Dengan merencanakan keuangan, kita akan lebih mengetahui seperti apa kondisi keuangan, apa tujuan keuangan yang ingin dicapai, dan bagaimana mencapai tujuan tadi. Jika kita tidak mempunyai rencana, uang tak jelas ke mana dan kadang-kadang kita memakai seenaknya saja. Misalnya, menabung tetap jalan, tapi pemakaiannya tidak jelas karena tidak ada perencanaan. Akhirnya setiap menabung, tahu-tahu uangnya selalu habis.
Padahal dalam hidup ini terdapat kebutuhan-kebutuhan utama. Seperti jika mempunyai anak, orangtua harus membayar dana pendidikan. Atau, suatu hari kita akan pensiun dan pasti membutuhkan dana pensiun. Ada juga keinginan naik haji atau kewajiban menikahkan anak perempuan. Tujuan-tujuan ini seharusnya bisa kita cicil dari sekarang. Sementara jika kita tak memiliki rencana maka tujuan-tujuan tadi bisa membuat keuangan kita kacau. Akan lebih menyenangkan jika ada rencana dan dijalankan dengan disiplin.
 
Q: Betulkah merencanakan keuangan dengan investasi juga melindungi dari inflasi?
A: Inflasi adalah kenaikan harga dari suatu barang. Jika dijelaskan dengan sederhana, inflasi bisa diibaratkan dengan harga permen saat saya kecil, harganya Rp 5, sekarang harganya Rp 500. Ada kenaikan sebanyak 100 kalinya dalam beberapa tahun, tinggal dibagi, inilah inflasi.
Cara melindungi diri dari inflasi adalah merencanakan keuangan dengan berinvestasi. Pilih yang keuntungannya lebih tinggi dari inflasi. Jadi kalau kita tahu inflasi tahun lalu sebesar 4% berarti kita harus berinvestasi dengan return lebih besar dari 4% agar nilai uang kita tidak turun. Untuk dana pendidikan yang kenaikan biayanya lebih tinggi dari inflasi (sekitar 15%), maka return 4% saja tidak cukup.
 
Q: Para financial planner  sering menggunakan asumsi inflasi yang besar. Apa tujuannya?
A: Asumsi inflasi dipakai financial planner untuk memperkirakan berapa inflasi di masa depan. Financial planner selalu memakai angka (inflasi, Red) yang besar karena menggunakan rata-rata inflasi sebelumnya, yang kadang-kadang lebih tinggi dari kenyataan. Asumsi dibuat lebih besar juga karena kalau asumsinya kecil dan ternyata inflasinya jadi besar, tujuan tidak tercapai dan sudah telat, bahkan perlu dana lebih untuk menambah investasi. 

Q: Usia berapa seseorang harus mulai merencanakan keuangannya?
A: Idealnya setelah bekerja karena ketika kita mempunyai uang, kita harus bisa mengalokasikan uangnya untuk apa. 

Q: Jika demikian, berarti merencanakan keuangan tak harus selalu sesudah menikah atau bekeluarga?
A: Justru lebih gampang jika kita memulai rencana saat single karena belum ada beban dan tanggungan. Apalagi mereka yang masih single cenderung lebih berani berinvestasi. 

Q: Lantas bagaimana dengan mereka yang sudah berkeluarga, tapi baru memulai merencanakan keuangan sekarang?
A: Tidak ada kata terlambat untuk merencanakan keuangan. Hanya ia harus menyesuaikan tujuan keuangan dengan kondisi keuangan yang sekarang. Tidak muluk-muluk. Istilahnya, enggak bisa setinggi langit lagi, mungkin setinggi menara.
Misalnya, baru merencanakan anak ke Amerika Serikat saat anak sudah remaja, ya bisa saja, tapi perlu dana yang cukup besar. Tapi, sebagai alternatif, masih bisa untuk menyekolahkan anak di sekolah swasta yang bagus atau universitas di Australia, jika masih memungkinkan. Namun daripada tidak sama sekali, lebih baik segera rencanakan keuangan Anda dan keluarga.
 
Q: Orang sering bingung ketika ditanya tujuan keuangannya. Malah ada yang menjawab, “Ingin kaya.“ Padahal kaya kurang tepat jika didefinisikan sebagai tujuan keuangan. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan tujuan keuangan?
Tujuan keuangan bisa dibedakan antara yang single dan berkeluarga.
Biasanya, mereka yang single memang lebih bingung menentukan tujuan keuangan dibandingkan dengan mereka yang sudah berkeluarga. Bagi mereka yang single dan berkeluarga, tujuan-tujuan keuangan yang standar dan harus dimiliki adalah dana darurat.
Untuk yang single, biaya pernikahan yang sering terlupakan karena dianggap urusan orangtua. Padahal belum tentu juga orangtua bisa membiayai. Lalu rumah, Anda harus ingat bahwa harga rumah selalu naik. Kalau dari single sudah bisa mencicil, itu bagus banget. Atau, setidaknya mempunyai down payment (uang muka) untuk rumah.
Para lajang atau yang berkeluarga juga bisa menambah tujuan keuangan dengan menyiapkan dana pensiun. Ini, kan, investasi dalam jangka panjang. Bila dimulai dari muda, investasinya bisa dicicil dalam jumlah yang kecil. Kalau semakin tua, menabungnya semakin besar, kan? Satu lagi tujuan keuangan adalah dana rekreasi. Kenapa harus diangggarkan? Supaya kita tak berlebihan. Kadang kalau single, uangnya habis tidak jelas. Kalau direncanakan, liburan bisa lebih tertata karena kita sadar ada tujuan lain yang harus lebih diperhatikan.
 
Q: Apa saja asuransi yang harus dimiliki seseorang?
A: Asuransi harus dibedakan juga antara yang berkeluarga dan tidak. Bagi yang single, asuransi jiwa belum diperlukan. Jika asuransi kesehatan sudah ditanggung kantor, maka asuransi kecelakaan dan asuransi penyakit kritis (misalnya kanker, jantung, lupus) yang harus lebih diperhatikan.
Kalau sudah berkeluarga, wajib memiliki asuransi jiwa karena sudah memiliki anak. Siapa yang memiliki asuransi jiwa bisa ditentukan dari siapa yang menjadi pemberi nafkah utama untuk keluarga. Kalau suaminya bekerja, ya suami saja. Kalau dua-duanya bekerja dan penghasilan keduanya memengaruhi keuangan keluarga, ya berdua.

Selasa, 17 April 2012

Bagaimana Merencanakan Keuangan Keluarga?

Tahap paling penting dalam perencanaan keuangan ialah saat memulai perencanaan itu. Kalau salah merencanakannya, bisa-bisa tujuan perencanaan keuangan itu sendiri tidak akan tercapai.

Ada beberapa pertanyaan mendasar sebelum memulai penyusunan rencana keuangan. Beberapa pertanyaan tersebut, antara lain, apa saja yang harus Anda siapkan? Bagaimana cara mengenali kebutuhan keluarga agar tidak salah dalam menyusun rencana keuangan? Di luar itu, tentu masih banyak lagi.

Jujur itu kunci

Menurut Freddy Pieloor, perencana keuangan dari Moneynlove, pada saat Anda mulai menyusun rencana keuangan keluarga, kejujuran dan komunikasi yang baik bersama pasangan adalah hal mutlak dan paling mendasar. "Diskusikan secara terbuka apa yang akan Anda direncanakan. Jangan ada yang disembunyikan," kata Freddy.

Kalau syarat utama ini sudah terpenuhi, tahap selanjutnya akan mudah Anda lalui. Tahap tersebut, yakni, pertama, penetapan tujuan keuangan. Kedua, identifikasi pemasukan dan rencana pengeluaran. Ketiga, evaluasi atas rencana itu.

Wiwit Prayitno, konsultan keuangan dari Asuransicerdas.com, menguraikan, pada tahap menetapkan tujuan keuangan keluarga, Anda harus menjabarkannya secara detail tujuan penggunaan uang Anda. Sebagai contoh, tujuan Anda adalah membiayai pendidikan anak, memiliki rumah, mobil, menjalani liburan, dan seterusnya.

Dalam menetapkan tujuan keuangan tersebut, Anda harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. "Kebutuhan itu kalau Anda tidak memilikinya, maka hidup Anda akan selalu terganggu. Sebaliknya, keinginan itu muncul secara spontan," jelas Freddy.

Setelah menetapkan tujuan, Anda perlu memiliki disiplin tinggi agar tujuan keuangan tersebut tercapai. Tanpa disiplin, musykil tujuan tercapai.

Tahap kedua ialah menetapkan jumlah penghasilan dan pengeluaran. Dengan kata lain Anda harus tahu arus kas masuk dan arus kas keluar. Yang tergolong arus kas masuk (pendapatan) ialah gaji, tunjangan, bonus, serta penghasilan lain dari pekerjaan sampingan.

Freddy berpesan, pasangan suami istri yang sama-sama memiliki penghasilan harus rela menyatukan penghasilannya itu. "Gaji istri untuk keluarga dan gaji suami juga untuk keluarga," sambung Freddy.

Ingat, prinsip dasar dari keuangan adalah pendapatan harus lebih besar daripada pengeluaran. Ambil contoh, demi mengurangi pengeluaran wisata, Anda bisa menjarangkan berwisata, mengganti tujuan wisata dengan yang lebih murah, atau sama sekali menghapusnya jika tidak perlu.

Nah, ketika menetapkan jenis-jenis pengeluaran, Anda perlu menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasangan berdasarkan aktivitasnya. Bila suami seorang petugas marketing, mungkin perlu pengeluaran untuk membeli mobil. "Kalau istri bekerja hanya di kantor, mungkin tidak terlalu membutuhkan punya mobil sendiri," kata Freddy.

Dalam pos pengeluaran, perlu ada pos untuk pribadi. Untuk pos ini, prinsipnya, pengeluaran pribadi untuk suami dan istri harus seimbang. Tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.

Tahap selanjutnya menetapkan pos pengeluaran sesuai tujuan. Guna mencapai hal itu, ada beberapa langkahnya.

Pertama, Anda perlu menyiapkan dana darurat keluarga berkisar antara enam sampai 12 kali pengeluaran bulanan. Dana darurat ini harus dipisahkan dari dana lain. Hal ini sangat penting, agar situasi darurat itu tidak menghancurkan rencana keuangan secara keseluruhan. Menurut Freddy, dana darurat ini harus didahulukan. Fungsi dana ini untuk kelangsungan keluarga bila sewaktu waktu musibah datang, misalnya, terkena PHK, keluarga sakit berat, dan sebagainya.

Kedua, membeli atau memiliki asuransi untuk mengantisipasi risiko yang tidak diinginkan. Yang utama, belilah asuransi untuk si pencari nafkah. Asuransi ini sangat penting keberadaannya untuk membentengi finansial keluarga apabila pencari nafkah terkena risiko tidak bisa mencari nafkah atau meninggal dunia.

Ketiga, melakukan investasi untuk mengembangkan kekayaan. Bentuk investasi bisa bertujuan untuk pendidikan anak atau tujuan lain dalam jangka panjang. Jumlahnya, minimal 20% dari penghasilan rutin Anda agar nilai uang tidak tergerus inflasi.

Freddy menyarankan, pada tahap awal, Anda bisa berinvestasi pada instrumen jangka pendek di bank seperti tabungan. "Setelah terakumulasi, misalnya selama satu tahun, dipindah ke deposito," kata Freddy. Pilihan lain berinvestasi ialah secara rutin membeli reksadana. "Sekarang ini banyak reksadana kelas ritel, bisa Rp 100.000 per bulan, biar lebih cepat berkembang dan tidak tergerus inflasi," jelas Freddy.

Keempat adalah mengeluarkan pos untuk kebutuhan rutin keluarga, mulai dari membayar listrik, tagihan kebersihan, hingga kebutuhan belanja bulanan. Nah, berhubung nilai belanja bulanan lumayan besar, sebaiknya Anda belanja menggunakan kartu tabungan atau debit. Syukur-syukur bila ada program promosi dari bank. Sebagai contoh, ada hadiah cash back yang secara otomatis masuk ke dalam rekening tabungan kita bila kita berbelanja dalam jumlah tertentu.

Tahap terakhir adalah tahap evaluasi. Evaluasi keuangan mempunyai fungsi untuk melihat apakah kita telah menyusun rencana yang baik, ada atau tidak kesalahan dari perencanaan tersebut, serta apakah perencanaan itu masih pada jalurnya untuk mewujudkan tujuan keuangan. Anda, misalnya, bisa beralih ke instrumen yang lebih menjanjikan jika portofolio lama kurang menguntungkan.

Kapan sebaiknya mengevaluasi rencana keuangan kita? "Bisa setiap enam bulan atau satu tahun," kata Freddy. Wiwit mengusulkan agar evaluasi dilakukan setiap tahun supaya tidak sering berubah.

Selamat merencanakan keuangan keluarga Anda

Minggu, 18 Maret 2012

Gampangnya Merencanakan Keuangan Keluarga

Banyak orang harus menggaji profesional di bidang Perencanaan Keuangan Keluarga untuk membantu merencanakan semua aspek yang berkaitan dengan keuangan keluarga di masa kini dan yang akan datang. Saya ingin membagi sedikit pengetahuan sehubungan dengan keuangan keluarga ini.

Secara sederhana dapat kita katakan perencanaan keluarga ini mempunyai beberapa pertanyaan penting seputar hidup anda dan keluarga sebagai berikut:


1. Berapa penghasilan anda sekarang termasuk bersama istri atau penghasilan tambahan lainnya?
2. Apakah anda berpenghasilan tetap atau tidak?
3. Bagaimana anda membuat proyeksi penghasilan anda ke depan?
4. Berapa anggota keluarga anda dan apa saja kebutuhan utama untuk pendidikan yang anda harus sediakan di masa datang? Apakah anda berniat menambah anak atau hal lainnya seperti adopsi.
5. Berapa tahun lagi anda pensiun dan bagaimana anda merencanakan lifestyle hidup anda setelah pensiun?
6. Bagaimana pola hidup anda saat ini berkaitan dengan kepribadian, pekerjaan, makanan dan hobby anda?
7. Bagaimana pola hidup masing-masing keluarga anda saat ini termasuk keinginan untuk berlibur dan lainnya?
8. Apakah anda sudah mempunyai rumah? Kalau belum bagaimana impian rumah anda dan adakah target tertentu? Kalau sudah apakah anda berniat untuk mempunyai rumah yang lebih besar dan apakah ada target tertentu?
9. Apakah anda mempunyai hutang jangka panjang seperti KPR atau jangka pendek seperti kartu kredit? Kalau ada berapa?

Hal-hal diatas harus anda pikirkan dan pahami dengan baik dan dibuat di dalam sebuah catatan khusus untuk family fact sheet. Mengapa? karena di dalam perencanaan keluarga ada beberapa faktor penting yang akan menjadi asumsi dasar sebagai berikut:


1. Apakah anda membutuhkan asuransi kesehatan? Kalau anda seorang yang menjalankan pola hidup sehat maka kebutuhan anda tidaklah besar untuk asuransi kesehatan, atau anda bisa mulai membeli asuransi pada saat usia anda sudah cukup matang. Sama juga hal ini dengan asuransi jiwa, apabila anda adalah seorang yang sangat berhati-hati dan jarang melakukan perjalanan tentu anda tidak memerlukan asuransi jiwa ini dalam waktu dekat.
2. Berapa tabungan yang perlu anda sisihkan daripada setiap penghasilan anda untuk membiayai kebutuhan biaya di masa datang
3. Bagaimana seharusnya anda menginvestasikan tabungan anda sehingga tabungan anda dan pengembalian investasinya mencukupi pembiayaan masa depan anda.